Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

SEPENGGAL MIMPI

Gambar
Senja sudah diujung mata. Burung-burung berterbangan seraya menyapaku. Angin sore membelai wajah kami dengan lembut. Waktu terus berlalu. Bingung. Saat itu kami memang diam secara fisik tapi bukan berarti kami diam secara batin. Mata kami pun bertemu, nampaknya ada yang dia sembunyikan dari aku. Sore itu melodi biola membentuk simponi yang indah. Dia mulai menyalakan lilin sebagai penerang makan malam kami. Waktu itu suasananya sangat romantis, dia nampak tampan, serius, dan penuh dengan kasih sayang. “Apa yang sebenarnya kamu lakukan?” “Apa? Maksudnya?” “Aduh, kenapa kamu lakuin hal seperti ini, Edo?” “Kamu keberatan, Na?” “Tidaklah, tapi tumben aja kamu seperti ini.”             Dia asyik saja menyantap makanannya hingga tidak mengindahkan kata-kataku. Aku suka tempat itu. Indah. Makan malam dengannya seraya melihat sunset di atas bukit diiringi melodi biola yang menyejukkan hati. “Na? Dulu kan aku pernah janji denganmu kalo suatu saat aku bakal ngajak kamu