“…kita ngelakuinnya ya atas dasar sama-sama mau dan habis malam itu selesai, ya selesai. Memori itu akan hilang seiring berjalannya waktu.”  
Miris sekali membacanya. Tergambar betapa bajingannya lelaki itu ditemani wanita tanpa harga diri.

***** 
Seks merupakan kegiatan kreativitas seseorang untuk memperoleh kepuasan karena adanya libido sebagai pendorong utama untuk memenuhi hasratnya. Kepuasan seks harusnya dirasakan oleh kedua belah pihak tidak salah satunya karena fungsi utama seks adalah membangun kepuasan yang timbal balik sehingga dapat menguatkan ikatan pasangan. Secara alamiah, seks mempunyai sifat yang dapat “menyatukan” dengan keintiman namun dapat pula “menjauhkan” dan “memberi jarak” antara pasangan. Jarak yang dimaksud yaitu seks akan meninggalkan bekas, salah satunya rasa malu yang dapat menjauhkan hubungan mereka. Kepuasan dalam seks yang ingin didapatkan oleh pasangan yaitu orgasme atau titik puncak kepuasan seks. Orgasme biasanya ditandai dengan keluarnya sperma laki-laki pada sel telur perempuan, namun tidak selalu bertemu dengan sel telur. Kepuasan seks tidak hanya diperoleh dengan menyentuh atau melakukan sesuatu terhadap penis atau klitoris namun juga dapat dilakukan dengan organ tubuh yang lainnya seperti mulut, telinga, bahu, leher, dada dan lain-lain. Kepuasan memiliki makna yang beragam seperti kenikmatan, kesenangan, kegembiraan atau kehanyutan.  
“…kita ngelakuinnya ya atas dasar sama-sama mau dan habis malam itu selesai, ya selesai...”
Dada saya kembali sesak membaca kutipan kalimat di atas. Memang kepuasan seks dicapai oleh kedua belah pihak namun keutungan seks hanya diperoleh pihak lelaki. Mengapa? Bukankah sama-sama menikmati? Toh, wanita itu juga basah kan celananya? Itu berarti, wanita itu juga menikmati, lantas mengapa hanya lelaki saja yang diuntungkan?
Wanita tergugah nafsu seksualnya karena dorongan psikologis sedangkan lelaki hanya didorong oleh sifat fisiologis. Dengan kata lain, wanita ingin memperoleh cinta dengan mempersembahkan tubuhnya atau berhubungan seks namun bertolak belakang dengan lelaki yang memanfaatkan cinta wanita untuk memenuhi hasrat seksnya. Terdengar menyebalkan!
Lantas bila seperti itu berarti yang bodoh si wanita dong? Tidak juga!
Adapun penelitian dari Rutgers University, New Jersey, Amerika Serikat yang melakukan pemindaian otak pada pria dan wanita saat sedang mengalami orgasme. Hasilnya mengejutkan! Saat orgasme, otak wanita menghasilkan hormon oksitosin yaitu hormon yang membuat seseorang memiliki rasa ketertarikan, empati dan kasih sayang terhadap pasangannya. Dengan kata lain, hormone oksitosin membuat wanita jatuh cinta terhadap pasangan seksnya. Berbeda dengan pria, orgasme akan mengaktifkan otak manusia untuk mengahasilkan hormon dopamine. Hormon ini akan menimbulkan kecanduan terhadap sesuatu sehingga pria lebih cenderung “hanya” merasakan kepuasan fisik tanpa adanya cinta.
Jadi, tidak bisa disalahkan juga apabila pria berkata seperti kutipan di atas. Tubuh pria memang didesain meninggalkan setelah mendapat kepuasan bahkan tidak akan pernah puas dan akan terus mencari pengalaman-pengalaman baru untuk memenuhi nafsu seksualnya.



29/11/2017
01.00
-PNA-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUKUL LIMA SORE

HOPE AND TRY

SEBUAH PENGKHIANATAN